Search and Hit Enter

Inklusivitas Edukasi Asuransi di Era Digital: Harus Anti Flexing!

Perubahan adalah suatu keniscayaan. Konsep inklusivitas edukasi asuransi saat ini merupakan persiapan menghadapi kelanjutan gelombang perubahan dengan tekonologi digital dan model bisnis yang adaptif. Persiapkan organisasi perusahaan lebih dini dengan proses yang benar tentang kebutuhan industri. Pertumbuhan industri asuransi yang eksponensial harus menjadi target dengan memanfaatkan momen dampak pandemik Covid 19 dan teknologi digital saat ini.

Memasuki dekade ketiga pasca tahun milenium dimulai dengan Pandemi Covid19 yang merupakan disrupsi paling dahsyat atas Revolusi Industri dan sekaligus mempercepat peralihan era teknologi yang mengiringinya. Seluruh perusahaan yang terkait asuransi dipaksa untuk menyesuaikan metode bisnisnya lebih cepat dari business plan (yang tiba-tiba menjadi tidak relevan) yang dibuat sebelumnya. 

Pandemi mendorong era digital hadir lebih cepat dan telah mengubah metode bisnis perusahaan tanpa menunggu CEO perusahaan berkampanya lebih keras dan cerdas agar organisasinya tanggap terhadap perubahan teknologi. 

Setelah dua tahun lebih pandemik, bagaimana keadaan kini? Ada perusahaan yang merasa sukses karena berhasil keluar dari ‘krisis’ dengan tetap profit ataupun menjaga pertumbuhan yang positif. Tapi ada juga perusahaan yang sebaliknya. 

Digitalisasi asuransi yang ditandai dengan kehadiran perusahaan startup dengan penjualan online memberikan warna baru kompetisi jalur distribusi dengan perusahaan ‘konvensional’. Namun, apabila dilakukan kajian lebih komprehensif atas kinerja asuransi tekait dampak penggunaan teknologi, maka timbul sejumlah pertanyaan. 

Seberapa besar dampak penggunaan teknologi bagi pertumbuhan premi pada seluruh channel distribusi? Apakah terdapat kenaikan signifikan atas partisipasi masyarakat? Apakah teknologi telah dianggap cukup mempercepat dan meningkatkan pelayanan? Tentu masih banyak pertanyaan yang akan dimajukan atas dampak positif teknologi bagi industri asuransi saat ini dan ke depannya. Penulis meyakini masih perlu dilakukan analisa dan reorientasi atas roadmap penggunaan teknologi bagi industri asuransi. Muara atas sejumlah pertanyaan dan analisa tersebut, penulis melakukan pendekatan dari apa yang dinamakan inklusivitas edukasi asuransi.

Asal kata Inklusivitas dari kata inklusif yang berasal dari bahasa Inggris yaitu “inclusion”, yang artinya mengajak masuk atau mengikutsertakan (Dwi Latifatul Fajri, 2022). Sementara inklusi lebih dekat pada proses edukasi adalah sebuah pendekatan untuk membangun lingkungan yang terbuka untuk siapa saja dengan latar belakang dan kondisi yang berbeda-beda (Muhammad Irfan Al-Amin, 2022). 

Sudah saatnya konsep pengembangan asuransi ke depannya dikembangkan dengan konsep inklusivitas sehingga masyarakat tidak sekadar menjadi objek market penjualan produk. Perumusan tentang hal ini tentu menjadi pekerjaan besar bagi para pelaku industri asurasi jika ingin melihat pertumbuhan eksponensial industri asuransi.

Adapun paradigma pembangunan inklusif (Prasetyantoko, 2012) mengedepankan sejumlah aspek seperti pertumbuhan, peran pasar dan negara, strategi mengatasi kemiskinan dan ketimpangan, dan titik solidaritas antara negara dan masyarakat. Inklusi sosial pada dasarnya menunjukkan keadaan sebuah lingkungan yang mengajak masuk dan mengikutsertakan semua orang tanpa terkecuali sehingga mereka merasa aman dan nyaman dalam melaksanakan hak dan kewajibannya (Warsilah, 2018). 

Sejumlah kasus yang menimpa industri asuransi belakangan ini mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat. Atas hal ini, konsep inklusivitas pendidikan di industri ini menjadi penting karena juga akan meningkatkan pemahaman masyakarat guna menghindari pengulangan peristiwa sejenis ke depannya. 

Lalu, bagaimana keterkaitan inklusivitas dengan teknologi yang disinggung pada awal tulisan? Pekerjaan besar bagi industri asuransi saat ini bagaimana teknologi tidak sekadar hanya mengikuti (baca: latah) trend dan hanya mengalihkan sejumlah proses tanpa penemuan baru ataupun inovasi baru. Cerita fenomenal industri transportasi darat yang mengalami disrupsi adalah pelajaran yang begitu dekat dengan keseharian kita. Begitu pula dengan industri ini tidak bisa kita proteksi dari masuknya pelaku industri lainnya yang membawa ide baru lalu menjadikan kita sebagai penonton. 

Keunikan industri asuransi menurut penulis menjadi tantangan tersendiri dari disrupsi belakangan ini, karena kehadiran perusahaan berbasis teknologi, startup dan bauran proses yang ada masih belum menemukan model bisnis komprehensif dan holistic serta spektakuler. Contoh yang dekat adalah bagaimana agen yang ada di perusahaan asuransi hanya berpindah-pindah ke sejumlah perusahaan berbasis teknologi karena iming-iming yang bersifat sementara. Lalu bagi perusahaan berbasis teknologi tersebut apakah mendapatkan manfaat secara jangka panjang, juga bagi industri ini? Jangan hanya sekadar sebuah fenomena flexing alias sekadar ‘pamer’ – memimjam bahasa generasi Z. 

Menemukan model bisnis yang sesuai di era digital tentu tidak bisa ujug-ujug, tetapi harus melalui proses yang panjang dan benar. Kelahiran setiap era generasi saja membuat paradigma bisnis dan kaderisasi berubah. Respon terhadap perubahan ini harus dipersiapkan mulai dari perusahaan asuransi dan usaha penunjangnya hingga (lembaga) proses pendidikan yang memproduksi kader secara sistematis. 

Jumlah agen begitu banyak, bagaimana melakukan duplikasi profesi ini lebih masif di tengah masyarakat. Jadikan peran agen asuransi ini sebagai agent of change di tengah masyarakat dengan proses inklusivitas edukasi. Kesadaran proteksi asuransi dan pemahaman yang benar tentang proses akan menjadi kampanye simultan di tengah masyarakat, sehingga partisipasi semakin besar termasuk keterikatannya (engagement). Jika beberapa tahun lalu kita mengenal program Insurance Goes to Campus sebagai salah satu program mengenalkan asuransi pada dunia pendidikan, maka ide bagus tersebut hanyalah sebuah awal, atau sejatinya belum tuntas.***

(Artikel ini bagian dari program “Bulan Menulis Asuransi” dalam rangka Hari Asuransi 2022)

Area Jakarta 1 Head, PT Asuransi Adira DinamikaTbk.

No Comments

Leave a Reply

Scroll Up